SEJARAH KONGRES PEMUDA DAN SUMPAH PEMUDA
Pada tanggal 28 Oktober 1928 malam, di Indonesische Clubgebouw
yang penuh sesak, ribuan pemuda mendengar pidato penutupan Kongres
Pemuda Indonesia ke-dua dan sekaligus mendengar lantunan lagu
“Indonesia Raya” dari biola WR. Soepratman.
Menjelang penutupan, Muhammad Yamin, yang saat itu berusia 25
tahun, mengedarkan secarik kertas kepada pimpinan rapat, Soegondo
Djojopoespito, lalu diedarkan kepada para peserta rapat yang lain.
Siapa sangka, dari tulisan tinta Yamin di secarik kertas itulah
tercetus gagasan Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda
22.01 |
Comments(0)
Kerajaan Demak
21.39 |
SEJARAH
KERAJAAN DEMAK
Demak adalah kesultanan
atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah
adalah bangsawan Kerajaan
Majapahit yang menjabat sebagai adipati
kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari
Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah
islam paling awal di pulau jawa.
Atas bantuan
daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menganut islam seperti
Jepara, Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai adipati Islam di Demak
memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu, Majapahit memang tengah
berada dalam kondisi yang sangat lemah. Dengan proklamasi itu, Radeh
Patah menyatakan kemandirian Demak dan mengambil gelar Sultan Syah
Alam Akbar.
Kerajaan Banten
21.12 |
Kesultanan
Banten
merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi
Banten Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas
pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan
beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan
militer serta kawasan perdagangan.
Maulana
Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan
tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan
benteng pertahanan yang dinamakan Surosowa,
yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi
kesultanan yang berdiri sendiri.
Selama
hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai
kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa
telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan
persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun
perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan
hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik
Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya
Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan,
dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak
lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
Sejarah
20.44 |
- Perkembangan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia
a. Masa berburu dan
meramu
Cara hidup : Food
Gathering (menggantungkan pada alam)/Nomaden.
Jenis manusia purba :
Meganthropus, Pithecantropus, dan Homo Wajakensis.
Alat : Kapak genggam,
Kapak perimbas, Kapak penatah, dan alat serpih (dari batu kasar )
Langganan:
Postingan (Atom)